Artikel
ANTARA KOREK API, SILET DAN GURU BK
Tanggal : 13/12/2022, dibaca 864 kali.ANTARA KOREK API, SILET DAN GURU BK
Ditulis Oleh : Andi Susilo (Guru BK SMK N 2 Sragen)
Perkenalkan nama saya andi susilo biasa dipanggil andi, saya sekarang bekerja di salah satu sekolah kejuruan negeri di kabupaten sragen, ya betul sekali di SMK Negeri 2 Sragen sebagai guru BK. Saya bergabung menjadi guru BK sejak tahun 2018 tepatnya ditanggal 12 Juli 2018. Bukan tempat asing bagi saya berada di SMK ini, karena saya lulusan dari SMK ini pada tahun 2010. Menjadi guru merupakan sebuah pengabdian diri untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Aku ada cerita nih yang ingin kubagi ke para pembaca, sedikit kisahku saat menangani masalah siswa, berhubung ini adalah kasus pribadi untuk nama siswanya saya samarkan ya, anggap saja namanya kamboja.
Pada tanggal 5 juni 2021 sekitar pukul 09.00 WIB ada chat masuk dengan nomor yang tidak saya kenal, isi chatnya adalah
“Assalamualaikum pak andi saya kamboja dari kelas XI Bunga 7, apakah saya boleh curhat ke pak andi?” tulis kamboja
“Waalaikumsalam kamboja, ok kamboja pak andi longgar hari ini, enaknya jam berapa?” balas saya
“Nanti siang setelah sholat dhuzur saja pak?” jawab kamboja
“ok siap, dimana enaknya kamboja? Dikantin apa diruang BK atau dimana kamu maunya?” balas saya
“diruang BK saja pak tidak apa apa.” jawab kamboja
“ok siap, saya tunggu ya diruang BK, pak ndi hari ini standby diruang BK” balas saya
“enggeh pak nanti saya keruang BK, terima kasih” balas kamboja
“ok” balas saya
Chat kitapun berakhir disini, singkat cerita waktu menunjukkan pukul 12.30 WIB, kamboja datang diruang BK.
“Assalamualaikum…” sapa kamboja
“Waalaikumsalam…” jawab serentak guru BK
“Mau ketemu siapa mbak?” tanya salah satu guru BK
“Mau ketemu sama pak andi bu?...” jawab kamboja
“ya silahkan…kamboja ya?” sahut saya
“iya pak…” jawab kamboja
Sebenarnya saya sendiri belum pernah ngobrol sama kamboja dikarenakan kamboja bukan dari kelas yang saya ampu. Setelah ini kamboja saya ajak masuk keruang konseling individu agar kamboja lebih berani bercerita tanpa rasa malu dan canggung. Dari sini kamboja mulai bercerita masalah yang dia alami.
Dengan tatapan kosong tanpa berucap apapun kamboja mengambil tasnya, mulai membuka resleting tasnya, dan mengambil barang entah apa dari tasnya, tangan kamboja seakan akan sudah memegang sesuatu dan melirik kearah saya.
Seketika otakku berhenti sejenak, berpikir keras melihat gelagat kamboja yang menurutku mencurigakan, seakan akan otak memberikan signal warning dan memberikan perintah “andi ini kondisi yang berbahaya, kamu harus segera menghindar, jauhkan diri kamu dari anak ini, ubah posisi siaga, hati hati…” firasatku pada waktu itu mengatakan “ni anak kayaknya bawa pisau atau benda tajam lainya dah…” dengan perasaan yang was-was dan sedikit takut tapi selalu berusaha untuk tenang dan bertanya kekamboja :
“ada apa kamboja? kamu mencari apa didalam tas kamu?” tanya saya
Tanpa bicara kamboja mengeluarkan korek api dan silet kecil dari dalam tasnya, seketika saya menelan air ludah dan sedikit syok melihat kamboja mengeluarkan itu dari dalam tasnya. Dan saya berkata dengan diri saya sendiri “nah…benarkan firasatku…” dengan penuh rasa hati-hati dan sedikit ragu saya bertanya kepada kamboja.
“itu punya siapa kamboja kok ada didalam tas kamu?” tanya saya
“punya saya pak?” jawab kamboja
“oh…boleh pak andi minta korek api dan siletnya?” tanya saya
“tanpa berucap kamboja memberikan korek api dan siletnya kesaya dan langsung saya bawa, dalam hati saya berkata : “alhamduliah… …aman…aman”
“sepertinya ada masalah berat yang kamu pikul nak? Mau cerita sama pak andi?” tanya saya sambil melihat kasihan sama kamboja
“iya pak andi, saya mau cerita ke pak andi soalnya saya sudah bingung, putus asa, saya harus bagaimana dengan hidup saya” cerita kamboja lirih sambil meneteskan air mata
“ada lagi nak yang ingin kamu ceritakan ke pak andi? Ceritakan semua ke pak andi ya minimal kamu keluar dari ruangan ini nanti rasa yang mengganjal sudah sangat berkurang karena sudah kamu bagi kesaya, siapa tahu nanti pak andi bisa membantu memecahkan yang kamu pikul itu nak. coba ceritakan kenapa nak?”
“iya pak andi, saya kalau dapat masalah rasanya pengen bunuh diri, berat sekali apa yang saya rasakan, itu kenapa korek api dan silet selalu ada dalam tas saya, ketika ada masalah silet ini ingin saya goreskan dilengan saya dan korek api ini ingin saya nyalakan dan membakar diri saya, saya berpikir ketika mati masalah ini akan selesai dan saya sudah tidak lagi merasakan masalah ini” cerita kamboja dengan kepala menunduk dan tatapan kosong kebawah
“ok pak andi mulai mengerti apa yang kamu rasakan, kalau boleh tahu masalah apa yang kamu rasakan? apakah masalah dengan teman, guru, lingkunga atau bahkan orang rumah?” tanyaku lirih
“masalah keluarga pak, saya merasa tidak berguna menjadi anak? Belum bisa melakukan apapun, ibu selalu membandingkan saya dengan kakak saya laki-laki, saya merasa rendah, setiap hari dimarahi. Kakak sudah bekerja dan bisa ngasih uang keorang tua, tapi saya belum bisa, saya selalu ingin bnuh diri kalau pas sendiri saat memikirkan itu, ditambah ibu sering marah-marah, saya sempet berpikir untuk berhenti sekolah dan pilih bekerja saja pak” lanjut cerita kamboja
Panjang cerita yang disampaikan kamboja kesaya, kita berada didalam ruang konseling individu hampir 3 jam mengupas tuntas masalah yang dialami oleh kamboja satu persatu, ya selalu saya berharap saya selaku guru BK dapat membantu mengentaskan masalah yang dihadapi oleh setiap anak didik saya.
Kalau melihat, mendengar dan merasakan sendiri masalah setiap anak memang pengalaman yang luar biasa apalagi karena kita masalah anak dapat terpecahkan, sebuah kebanggaan bagi seorang guru BK.
Setelah bercerita panjang hampir 3 jam dapat saya simpulkan bahwa kamboja mengalami depresi yang luar biasa, overthinking dan berpandangan negatif akan masa depanya. Ya wajar sih soalnya kalau melihat karakter anaknya lebih cenderung ke introvert akibatnya ketika ada masalah yang dia alami maka akan semakin besar masalahnya karena tidak ada referensi lain yang masuk, tidak ada teman diskusi yang bisa menampung, mengarahkan dan memberikan nasehat serta motivasi ke kamboja.
Alhamdulilah setelah ngobrol masalah kamboja terpecahkan satu persatu, saya berikan nasehat, bayangan masa depan jika dia melakukan berbagai hal sekaligus akibat yang dia timbulkan. Saya memberikan pengetahuan pengalaman baru agar kamboja lebih banya lagi referensi hidup dan yang paling penting rasa depresi, overthinking dan ingin bunuh diri itu sudah banyak sekali berkurang saya buktikan sebelum dia keluar dari ruang BK saya melihat ekspresi wajah baru yang tidak saya temukan saat awal ketemu, ekspresi senyum, semangat dan cerah untuk melewati tantangan hidup dimasa mendatang.
Dari sini pertemuan kita berakhir dan senyuman manis keluar dari wajah mungil kamboja, lega rasa ini melihat perubahan yang ditampakkan oleh kamboja. pak andi berharap kamu selalu dalam kondisi sehat dan bahagia nak.
Pengirim : Andi Susilo, S.Pd
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Implementasi IDLE di SMKN 2 Sragen
- MENJADI GURU ABAD 21 ITU SEPERTI AANG MENJADI SEORANG AVATAR
- MEMBANGUN KESADARAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PROJEK BASED LEARNING (PjBL) MAPEL IPAS
- Studi kasus Meningkatkan motivasi dan hasil belajar Perbaikan Peralatan Listrik
- STUDY KASUS : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
Komentar :
Kembali ke Atas