Banner
Bursa Kerja Khusus
Login Member
Username:
Password :
Jajak Pendapat
Bermanfaatkah Website sekolah bagi anda
Ragu-ragu
Tidak
Ya
  Lihat
Agenda
02 December 2023
M
S
S
R
K
J
S
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PAI PADA MATERI BAHAYA PERGAULAN BEBAS

Tanggal : 12/01/2023, dibaca 366 kali.

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PAI PADA MATERI BAHAYA PERGAULAN BEBAS MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKL SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN 2019/2020

Oleh : Ali Mustofa, S.Pd.I

 

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran PAI Pada Materi Bahaya Pergaulan Bebas Melalui Media Pembelajaran Audiovisual Pada Siswa Kelas X TKL SMK Negegri 2 Sragen “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Metode Audiovisual. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Sragen.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan Observasi pada saat pembelajaran berlangsung dan tes dilaksanakan diakhir pembelajaran dan teknik pengumpulan data ini dilakukan cara 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III.

Teknis analasis data yang digunakan adalah teknik kualitatif .Teknik kualitatif untuk mengolah data hasil tes.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Hasil belajar siswa pada materi pernikahan dalam Islam menggunakan strategi diskusi semakin baik setiap siklusnya dan mencapai indikator yang di tentukan yaitu 85%.

Strategi diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pernikahan dalam Islam di kelas X TKL SMK Negeri 2 Sragen, hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar peserta didik per siklus yaitu pada pra siklus dengan KKM 70 siswa pra siklus hanya ada 6 peserta didik atau 30%, Siklus I sebanyak 10 peserta didik atau 50%, Siklus II sebanyak 15 peserta didik atau 70% dan pada siklus III sudah mencapai 18 peserta didik atau 90%.

Kata Pengantar

Puji Syukur Kita panjatkan kehadirat Allah SWT.  Karena atas limpahan rahmat dan kasih sayang serta berbagai nikmat yang dilimpahkan-Nya, Baik itu nikmat iman,Islam dan nikmat kesehatan, sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas PTK ini dan mudah- mudahan PTK ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis umumnya bagi pembaca sekalian. Tak lupa Shalawat berserta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Keluarga, sahabat- sahabatnya, serta umat-Nya yang senantiasa berjuang dijana-Nya dan semoga kita termasuk kedalam golongan umatnya Nabi Muhammad SAW. Yang kelak mendapatkan syafa’at nya di hari kiamat.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh,penulis sampaikan bahwa penulisan PTK ini tidak akan selsesai tanpa adanya berbagai dukungan dari berbagai pihak yang terus mensupport penulis baik secara moril maupun secara materil, baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian tugas PTK ini.

Harapan penulis dengan adanya PTK ini mudah-mudahan dapat berguna untuk lebih meningkatkan kualitas peserta didik dan guru dalam setiap pembelajaran di sekolah masing- masing.

Akhirnya,tidak ada sesuatupun yang sempurna dalam setiap kehidupanmanusia,demikian pula dengan PTK yang penulis buat ini. Untuk itu kepada semua pihak,kritik dan saran yang bersifat konstruktif,evaluatif sangat penulis harapkan guna kesempurnaan PTK ini.

 

Penulis

1. Dewasa ini, dalam dunia pendidikan di Indonesia memiliki catatan buruk mengenai moral pelajar. Hal tersebut disebabkan terlalu jauhnya kebebasan siswa dalam bergaul. Faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, maraknya kontenkonten pornografi pada sosial media, website yang menyediakan konten dan video pornografi, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam menggunakan smartphone yang berbasis internet, dan tanyangan-tayangan televisi yang mengandung pornografi atau film layar lebar yang juga berunsur pornografi. Dan didukung modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita yang mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa adanya penyeleksian yang ketat.

Menurut World Health Organization (2013) jumlah remaja yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) naik sepertiga dalam 10 tahun terakhir. Data baru yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia menunjukan lebih dari dua juta remaja berumur 10-19 tahun saat ini hidup dengan HIV. Di Asia kelompok paling rentan adalah pengguna narkoba. “remaja putra dan putri melakukan seks bebas, pemakai narkoba suntik, atau mereka terkena pelecehan seksual berada pada resiko tinggi, dan kata kepala program HIV di UNICEF dan Craig McClure”.

 penderita HIV AIDS dan penyakit menular sekular dalam kategori cukup tinggi, dan tidak menutup kemungkinan akan mengalami peningkatan bagi penderita penyakit HIV AIDS dan penyakit menular sekular di tahun-tahun mendatang. Untuk itu remaja harus mengetahui bahaya resiko dalam seks bebas, sebelum masalah menjadi lebih kompleks disetiap individu remaja. HIV AIDS Penyakit menular sekular,Hamil diluarnikah,Aborsi, Penyakit kelamin, dan Menelantarkan bayi,mengalami peningkatan yang sangat pesat setiap tahunnya. Sudah seharusnya di dalam pendidikan di Indonesia pendidik memperhatikan masalah ini secara serius sebelum masalah ini menjadi semakin komplek.

Faktor utama penyebab remaja melakukan pergaulan bebas adalah kurangnya pemahaman akan bahaya pergaulan bebas. Adapun faktor lain yang mendukung diantaranya pengaruh menonton video porno, majalah porno, dan akses situs porno di internet, kurangnya pendidikan agama, pengaruh lingkungan pergaulan, usia yang belum matang dalam menghadapi suatu permasalahan, kurangnya perhatian orangtua, serta rasa ingin tahu yang tinggi sehingga siswa ingin mencoba melakukan pergaulan bebas. Setelah diketahui faktor- faktor penyebab tersebut, maka perlu adanya peningkatan pemahaman siswa akan bahaya pergaulan bebas melalui layanan informasi yang lengkap tentang bahaya pergaulan bebas dikalangan remaja agar siswa dapat menghindari atau meminimalkan keinginan untuk melakukan pergaulan bebas. Dalam pemberian bantuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya pergaulan bebas dapat dilakukan dengan pemberian layanan informasi pada siswa.

Dengan menggunakan media film diharapkan dapat membantu siswa memahami dan mengerti bahaya pergaulan bebas dikalangan remaja. Media film dirasa lebih menarik perhatian siswa dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan membangkitkan rangsangan dan motivasi siswa. Media film diharapkan bisa dipahami oleh siswa SMK yang menginjak usia remaja, dengan kemampuan pemikiran abstrak, idealis dan logis oleh karena itu digunakan media film sebagai media pemahaman bagi siswa tentang bahaya seks bebas dikalangan remaja dengan memperlihatkan hasil film tersebut dengan harapan siswa dapat meningkatkan pemahamannya tentang bahaya pergaulan bebas dikalangan remaja dan menjauhi perilaku tersebut. Film yang digunakan adalah film pendek. Film pendek merupakan film yang berdurasi kurang dari 1 jam. Film pendek menekankan aspek yang ingin disampaikan kepada siswa yang menyaksikan. Film pendek tentang bahaya pergaulan bebas dapat mendorong siswa mengerti dan paham tentang akibat pergaulan bebas.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan deskripsi diatas, yaitu “Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran PAI Pada Materi Bahaya Pergaulan Bebas Melalui Media Pembelajaran Audio Visual Pada Siswa Kelas X TKL SMK Negeri 2 Sragen Tahun Ajaran 2019/2020” 

 

2.       METODOLOGI PENELITIAN

a.     Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah pada Sekolah SMK Negeri 2 Sragen, Waktu penelitian diadakan pada tahun pelajaran 2019/2020 semseter genap yaitu dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2019. Penentuan dan waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan akadamik sekolah.

Subjek Penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah peserta kelas X SMK Negeri 2 Sragen. Lokasi penelitian yaitu di SMK Negeri 2 Sragen, Jl. Dr Sutomo NO 4 Sragen Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Kondisi Jumlah Guru 95 orang yang secara semuanya sudah berpendidikan S1 dan S2. Kondisi Jumlah siswa keseluruhan sebanyak 1800 orang. Kelas X  sebanyak 18 kelas, kelas XI sebanyak 18 kelas, kelas XII sebanyak 18 kelas. SMK Negeri 2 Sragen juga dilengkapi dengan Ruang meeting, laboratorium komputer, lab praktek jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran, Bisnis Daring Dan Pemasaran, perpustakaan, Masjid, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang BP/BK, koperasi, ruang kegiatan  kesiswaan (OSIS, PRAMUKA, PASKIBRA,PKS,ROHIS, Marching Band, Ketarunaan , PMR dll) dan kamar mandi.

3.       Jenis Dan Sumber Data

Jenis Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). “Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukakan oleh siswa”.69 Menurut Muslich penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

3.    Teknik Pengolahan data

Data dari hasil penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tekhnik sebagai berikut:

1. Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang berupa butir soal.

2. Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar dan implementasi metode pembelajaran melalui metode diskusi dan pengamatan langsung

3. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan minimal sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 1 kali pertemuan (3 x 45 menit). Perubahan tindakan dilakukan pada setiap siklus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian untuk kedua siklus adalah;

1. Siklus I

2. Perencanaan

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) dengan menggunakan model PBL yang dikemas dalam metode diskusi.

4. Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesuai dengan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran.

5. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran tentang kaidah tajwid dengan metode diskusi sesuai yang telah direncanakan.

Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat baik kepada guru maupun kepada siswa. Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu peneliti dan guru PAI.

Refleksi

Mengumpulkan semua bentuk data yang memberikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran model Audiovisual untuk dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus I untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

Siklus II

Perencanaan

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) dengan menggunakan model PBL yang dikemas dalam metode diskusi yang lebih intens.

Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesuai dengan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran siklus I.

Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran tentang kaidah tajwid dengan metode diskusi sesuai yang telah direncanakan.Pada tahap ini, guru memberikan waktu yang lebih pada kegiatan mengamati Audiovisual.

Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat baik kepada guru maupun kepada siswa. Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu peneliti dan guru PAI.

Refleksi

Mengumpulkan semua bentuk data yang memberikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran model Audiovisual untuk dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi kemudian disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus II untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

Siklus III

Perencanaan

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) dengan menggunakan model PBL yang dikemas dalam metode diskusi yang lebih mendalam.

Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesuai dengan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran siklus II.

Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran tentang kaidah tajwid dengan metode Audiovisual sesuai yang telah direncanakan.Pada tahap ini, guru memberikan waktu yang lebih pada kegiatan mengamati Audiovisual. Selain itu, guru juga memberikan materi dengan lebih fokus pada permasalahan yang terdapat pada siklus II.

Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat baik kepada guru maupun kepada siswa. Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu peneliti dan guru PAI.

Refleksi

Mengumpulkan semua bentuk data yang memberikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran model problem based learning untuk dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi kemudian disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus III untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap siklus hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal

1. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Siklus I

Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Siklus I Pelaksanaan PTK pada siklus ini diawali dengan penyusunan RPP sebagai perencanaan pembelajaran. Dalam siklus I penulis menerapkan tindakan sebagai berikut. Guru mengelompokkan peserta didik yang berjumlah 20 orang menjadi 2 kelompok besar beranggotakan masing – masing 8 peserta didik tiap kelompok, kemudian secara berkelompok peserta didik diminta memahami materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina Melalui Media Audiovisual. Masing – masing kelompok diminta untuk membuat catatan kecil tentang materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina. Kemudian guru membagi kartu soal dan kartu jawaban kepada peserta didik. Dan masing– masing anggota kelompok mendapat soal untuk di diskusikan. Kemudian peserta didik diminta untuk mendisukusikan soal yang telah di berikan oleh guru. Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang sampai peserta didik memahami soal dan jawaban. Dalam pelaksanaan siklus I terjadi peningkatan yang cukup signifikan nilai pemahaman Materi Ketentuan Pernikahan Menurut syareat Islam pada siswa kelas X TKL SMK Negeri 2 Sragen jika dibandingkan dengan nilai hasil tes pra – siklus dengan rincian sebagai berikut; siswa yang memperoleh nilai kategori Kurang yaitu sejumlah 3 peserta didik (18,75%) dari yang sebelumnya 5 peserta didik (31,25%); kategori Cukup masih sama yaitu 6 peserta didik (37,5%), kategori Baik 4 peserta didik (25%) dari yang sebelumnya 3 peserta didik (18,75%) dan kategori Sangat Baik 3 peserta didik (18,75%) dari yang sebelumnya 2 peserta didik (12,5%). Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran Materi Ketentuan Pernikahan Menurut syareat Islam pada peserta didik kelas X TKL SMK Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020. Penulis, dalam hal ini Guru, dibantu oleh satu observer, yaitu teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebihbaik karena segala tindakan dan aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dapat terpantau oleh observer. Observasi terhadap peserta didik saat pembelajaran meliputi dua aspek perilaku, yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Pada siklus I ini, terdapat beberapa perilaku peserta didik yang dapat terdeskripsimelalui observasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi setiap aspekyang telah diobservasi oleh peneliti dengan bantuan seorang teman. Aspek pertama, yaitu peserta didik siap megikuti pembelajaran dikatakan sangat baik atau sebesar 100%. Semua peserta didik tampak sudah siap megikuti pembelajaran. Hal ini tampak saat peneliti memasuki ruangan, dilanjutkan dengan apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. Sikap peserta didik secara alamiah sudah terkondisikan dengan sendirinya. Aspek kedua, yaitu peserta didik memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara dengan teman, melamun,tertidur). Selama pembelajaran berlangsung 9 peserta didik atau 56,25% memperhatikan penjelasan guru. Hanya 7 peserta didik atau 43,75% tidak serius mendengarkan penjelasan guru. Peserta didik lebih memilih melamun, berbicara dengan teman sebelah, dan ada juga yang mengantuk sehingga kurang konsentrasi. Aspek ketiga, yaitu peserta didik berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 10 peserta didik atau 62,5% berpartisipasi aktif saat diskusi kelas berlangsung. Sedangkan 6 peserta didik atau 37,5 % memilih pasif saat kegiatan diskusi kelas berlangsung. Aspek keempat, yaitu peserta didik aktif bertanya mengenai materi pembelajaran.Hasil dari observasi hanya 8 peserta didik atau 50% yang aktif bertanya mengenai materiyang disampaikan oleh guru. Sisanya cenderung pasif.

Siklus II

Perencanaan pada siklus kedua dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Audiovisual pada materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina. mempersiapkan alat evaluasi yaitu berupa tes yang dilakukan pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesuai dengan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran, membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran Pada tahap ini dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP pada Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina dan melaksanakan tes akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran Dalam siklus kedua ini tindakan yang dilakukan masih sama seperti pada siklus pertama yaitu penggunaan metode Diskusi  pada pembelajaran materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina, hanya saja ada perbedaan sedikit yaitu kelompok yang dibuat lebih kecil dengan tujuan agar peserta didik lebih fokus pada proses pembelajaran berlangsung Terjadi peningkatan perolehan nilai pemahaman materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada tes siklus pertama. terjadi peningkatan yang cukup signifikan nilai pemahaman Materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina pada peserta didik kelas X TKL SMK Negeri 2 Sragen pada siklus 2 jika dibandingkan dengan nilai hasil tes siklus 1 dengan rincian sebagai berikut; peserta didik yang memperoleh nilai kategori Kurang yaitu sejumlah 2 peserta didik (12,5%) dari yang sebelumnya 3 peserta didik (18,75%); kemudian kategori Cukup 3 peserta didik (18,75%), dari yang sebelumnya 6 peserta didik (37,5), kemudian kategori Baik 7 peserta didik (43,75%) dari yang sebelumnya 4 peserta didik (25%) dan kategori Sangat Baik 4 peserta didik (25%) dari yang sebelumnya 3 peserta didik (18,75%). Pada tahap Siklus 2 ini di dapatkan data yang menggambarkan hasil belajar peserta didik mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan metode Make a Match untuk kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi. Hasil belajar yang didapat peserta didik sebagai berikut; siswa yang memperoleh nilai kategori Kurang yaitu sejumlah 2 peserta didik (12,5%), kemudian kategori Cukup 3 peserta didik (18,75%), kategori Baik 7 peserta didik (43,75%) dan kategori Sangat Baik 4 peserta didik (25%). Dengan melihat hasil tersebut masih ada peserta didik yang memperoleh hasil belajar kurang dari KKM yang ditentukan yaitu ada 5 peserta didik.

Siklus III

Dalam siklus ketiga ini tindakan yang dilakukan masih sama seperti pada siklus pertama dan kedua yaitu penggunaan Audiovisual pada pembelajaran materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina, hanya saja ada perbedaan sedikit yaitu kelompok yang dibuat lebih kecil lagi dari siklus kedua serta materi pembelajaran sedikit bertambah luas Hasil tes siklus 3 tersebut terjadi peningkatan perolehan nilai pemahaman materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada tes siklus pertama dan kedua Terjadi peningkatan yang cukup signifikan nilai pemahaman Materi Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina pada siswa kelas X TKL SMK Negeri 2 Sragen pada siklus 3 jika dibandingkan dengan nilai hasil tes siklus 1 dengan rincian sebagai berikut; siswa yang memperoleh nilai kategori Kurang yaitu sejumlah 0 peserta didik (0%) dari yang sebelumnya 2 peserta didik (12,5%); kemudian kategori Cukup 1 peserta didik (6,25%), dari yang sebelumnya 3 peserta didik (18,75), kemudian kategori Baik 11 peserta didik (68,75%) dari yang sebelumnya 7 peserta didik (43,75%) dan kategori Sangat Baik 4 peserta didik (25%) masih sama dengan siklus kedua. Pada tahap Siklus 3 ini di dapatkan data yang menggambarkan hasil belajar peserta didik mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan metode Make a Match untuk kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi. Hasil belajar yang didapat peserta didik sebagai berikut; peserta didik yang memperoleh nilai kategori Kurang yaitu sejumlah 0 peserta didik (0%), kemudian kategori Cukup 1 peserta didik (6,25%), kategori Baik 11 peserta didik (68,75%) dan kategori Sangat Baik 4 peserta didik (25%). Dengan melihat hasil tersebut masih ada peserta didik yang memperoleh hasil belajar dengan nilai cukup yaitu 1 orang. Walaupun nilai cukup masih masuk kategori dibawah KKM, tetapi hasil belajar peserta didik menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Melalui Media AUDIVISUAL dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pada mata pelajaran PAI Larangan Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina bagi peserta didik kelas X TKL Semester Genap SMK Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020. Dari tindakan yang telah dilaksanakan pada penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Penerapan model pembelajaran Melalui Media AUDIOVISUAL dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PAI materi pernikahan dalam Islam bagi peserta didik kelas X TKL Semester Genap SMK Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020. Persentase ketuntasan belajar peserta didik meningkat sebesar 31,43%yaitu pada siklus I sebesar 65,71%, siklus II sebesar 91,43% dan Siklus III sebesar 97,14%. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat sebesar 17,14 yaitu pada siklus I sebesar 73,43 Siklus II sebesar 88,57 dan siklus III sebesar 90,57.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Buku

 

Al-Qur’an

 

AH Sanaky, Hujair, 2011, Media Pembelajaran, Kaukaba, Yogyakarta Arsyad, Azhar, 2016, Media Pembelajaran, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan, Zain, 2013, Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Munandi, Yudhi, 2008, Media Pembelajaran, Gaung Persada Press, Jakarta.

 

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Moleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina, 2014, Media Komunikasi Pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Suryani, Nunuk dan Agung Leo, 2012, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Ombak,Yogyakarta.

Sadiman, Arief S, 2011, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Wiriaatmadja. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas; untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Rosda Karya

Skripsi

 

Nuraini, Tri (2018) Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam Di Kelas Viii Smp Negeri 6 Kandis Kabupaten Siak. Other thesis, Universitas Islam Riau.

Mardhiyah (2017) Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Motivasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Pada Siswa Kelas VIII Mts Negeri Gajah Demak Tahun Ajaran 2016/2017.

Adinta Yasinta Sahara (2017) Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X di SMAN 1 Campurdarat Tulungagung.

 

Maulana, Akmal Hadi, 2014, Penerapan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV Zilkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro, Skripsi, Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung.

 


Pengirim : Ali Mustofa, S.Pd.I
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas